“Sekolahku dan Masa Depan Pendidikanku”
Berbicara mengenai
Sekolah Ideal, dalam sharing ini saya ingin membicarakan mengenai pandangan
atau gambaran saya mengenai seperti apa sekolah ideal itu.
Sekolah ideal menurut
pandangan saya adalah bukanlah sekolah yang mempunyai banyak siswanya, memiliki
gedung megah dan bagus, apalagi dengan biaya yang sangat mahal. Tapi sekolah
ideal yang saya gambarkan adalah sekolah yang tidak menonjolkan kwantitas tapi
kwalitasnya. Sekolah yang mencetak manusia-manusia yang unggul dan menjadi
alumni yang berguna bagi masyarakat luas. Kita jangan sampai terjebak pada
istilah-istilah sekolah favourit, unggulan, plus dan lain-lain. Padahal yang
dikembangkan hanya pada aspek kognitif saja atau academic minded. Sekolah yang
baik adalah sekolah yang mampu menggali, mengembangkan dan mengoptimalkan
seluruh potensi (baca: kecerdasan majemuk) peserta didiknya.
Kurikulum pembelajaran.
Kurikulum bisa dikatakan
sebagai jantungnya pendidikan. Dikarenakan di dalamnya berisi tentang
perencanaan pembelajaran yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan dan
dialami peserta didik dalam perkembangan, baik formal maupun informal guna
mencapai tujuan pendidikan. Walaupun penerapan kurikulum ini sudah diatur dan
diseragamkan dari pusat, tetapi pihak penyelenggara pendidikan dapat melakukan
modifikasi-modifikasi disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan, dan
kebutuhan masyarakat.
Maka, sangat dimungkinkan akan
terjadi kompetisi di antara sekolah-sekolah, tentang bagaimana menampilkan
profil sekolah dan keunggulan-keunggulannya dalam hal muatan materi
pembelajaran dan kegiatan sekolah. Oleh karena itu, orang tua dan calon siswa
harus benar-benar jeli dan teliti dalam memilih sekolah terutama pertimbangan
dari sisi kurikulum yang diterapkan sekolah tersebut. Kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah juga perlu dicermati, apakah
dimungkinkan dapat mengoptimalkan bakat dan potensi peserta didik.
Porsi Pendidikan Agama.
Di zaman sekarang ini,
banyak kasus yang menimpa generasi penerus kita termasuk para pelajar, mulai
dari kasus tawuran, narkotika, pergaulan bebas dan perbuatan menyimpang
lainnya, maka peran pendidikan agama menjadi sangat signifikan terutama dalam
membentuk kharakter dan perilaku siswa.
Melalui pendidikan agama
yang cukup, diharapkan para peserta didik akan muncul kesadaran dan pemahaman
yang benar mengenai tugas, peran dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan,
anak, siswa dan anggota masyarakat. Oleh karena itu, porsi pendidikan agama
yang diterapkan oleh suatu sekolah hendaknuya menjadi bahan pertimbangan
penting orang tua dan anak dalam memilih sekolah.
Mungkin dari sini,
sekolah-sekolah swasta yang berbasiskan agama dapat menjadi solusinya. Sekolah
ini jelas-jelas memberikan porsi lebih banyak untuk pendidikan agama, bahkan
sudah dipadukan dengan mata pelajaran lain, sehingga terdapat internalisasi
nilai-nilai agama di setiap bahan ajar. Apalagi di jenjang pendidikan dasar,
ibaratnya sebagai momentum peletakan pondasi bangunan kepribadian dan
pengoptimalan seluruh potensi siswa. Maka, agama menjadi komponen paling
penting dalam membentuk dan membangun kharakter siswa.
Pendidik
Keberhasilan dari proses
dan hasil output pendidikan tidak dapat dilepaskan dari andil guru. Boleh
dikatakan guru sebagai ujung tombak pendidikan untuk mencetak dan mengkader
generasi penerus yang didambakan. Apalah artinya kurikulum yang ideal jika
tidak didukung oleh pelaksananya, yaitu sumber daya manusia yang cakap. Maka
tidak heran, jika pemerintah terus-menerus berusaha meningkatkan kompetensi
guru melalui berbagai program, mulai dari penataran-penataran, beasiswa pendidikan
dan sertifikasi guru.
seorang guru harus
memiliki kepribadian yang mantap yang patut diteladani. Dengan demikian, seorang
guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso
sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Guru juga harus
memiliki pengetahuan yang luas, mendalam dari bidang studi yang diajarkannya, memilih
dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang
diselenggarakannya. Serta guru juga harus mampu berkomunikasi baik dengan
siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.
Biaya pendidikan.
Sekolah bagus itu tidak
mesti sekolah yang biaya pendidikannya mahal, akan tetapi sekolah itu bisa
menerima siswa dari kalangan tidak mampu sampai yang mampu. Siswa yang tidak
mampu bisa mendapatkan beasiswa tidak mampu atau beasiswa siswa berprestasi.
jika biaya pendidikan yang mahal harus diimbangi juga dengan pelayanan dan
kualitas yang memadai.
Hal ini berkaitan dengan fasilitas
pembelajaran dan program-program unggulan yang ditawarkan. Namun yang perlu
diingat bahwa, tingginya biaya pendidikan yang diterapkan pihak sekolah
hendaknya diikuti juga dengan pelayanan pendidikan yang berkualitas.
Gedung dan fasilitas.
Komponen pendidikan yang
tidak kalah pentingnya adalah sarana dan prasarana yang mendukung. Mulai dari
bangunan fisik, ruang kelas, taman, perpustakaan, laboratorium, sarana olah
raga dan kesenian, arena bermain, kantin, perlengkapan kelas, sampai dengan
alat peraga edukasi yang dimiliki. Seiring dengan kemajuan bidang informasi dan
teknologi, nampaknya bukan hal yang baru sebuah sekolah memiliki fasilitas
akses jaringan internet dan website sendiri, dimana setiap stake holders dapat
berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya.
Hal ini, akan sangat membantu bagi
orang tua untuk memantau perkembangan putra-putrinya secara cepat tanpa harus
secara fisik datang ke sekolah. Dengan didukung sarana dan prasarana yang
baik,diharapkan semua peserta didik dapat belajar secara enjoy, nyaman, dan
betah. Sekolah diibaratkan sebagai rumah kedua bagi anak-anak,sehingga sekolah
yang baik mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan siswa. Hal yang perlu
diperhatikan juga mengenai rasio jumlah siswa dengan luas ruangan kelas serta
fasilitas pembelajaran yang lain.
Lokasi sekolah dan lingkungan.
Lokasi yang dimaksud
dapat dipandang dari jarak sekolah ke rumah, lingkungan sekitar dan sarana
transportasinya. Bisa dibayangkan seorang anak harus bangun pagi-pagi sekali
karena letak sekolahnya jauh. Tentu ia pulang dalam keadaan lelah karena jarak
yang ditempuhnya memakan waktu yang lama. Belum lagi jika terjadi kemacetan
lalu lintas, bisa dimungkinkan sering terlambat pulang maupun masuk sekolahnya.
Lalu kapan ia bisa belajar di rumah
dengan nyaman? Bagaimana ia bias mengembangkan interaksi dengan anggota
keluarga lain di rumahnya? Maka, faktor lokasi dan lingkungan ini hendaknya
diperhatikan oleh orang tua dan anak itu sendiri dalam menentukan sekolah
pilihannya. Perlu dipikirkan juga mengenai sekolah yang berlokasi di pusat
perkotaan atau keramaian dan yang berada di pinggiran atau lebih dekat dengan
suasana alam, semua memiliki plus-minus-nya.
Ketertiban dan kebersihan sekolah.
Kondisi sekolah yang
nyaman, teduh, tenang, tertib dan lingkungan yang bersih tentu saja akan
mendukung suasana proses pembelajaran. Berbeda dengan suasana sekolah yang
terkesan kumuh, gersang, gaduh, penempatan perabot sekolah yang semrawut, dan
tidak ada kedisiplinan yang diterapkan, maka proses belajar mengajar akan
banyak terganggu dan kurang optimal hasilnya. Kata kuncinya, siswa di sekolah
harus merasa senang dan betah seperti ketika berada di rumahnya sendiri.
Lihat prestasi dan keberhasilan alumninya.
Kriteria yang tidak boleh
ditinggalkan dalam sekolah yang ideal adalah prestasi dan profil output-nya.
Sekolah yang baik ,selain unggul di dalam proses, juga unggul pada hasilnya.
Seperti telah diuraikan di muka, yang disebut prestasi tidak hanya secara
akademik, tetapi juga non akademik baik siswa, guru maupun institusinya.
Bagaimana perkembangan
bakat dan potensinya, sikap, perilaku, kemandirian, keterampilan dan keahlian
lain yang mendukung. Sedangkan Keberhasilan alumni dapat diukur dari lulusan sekolah
dapat diterima di sekolah lanjutan yang kualitasnya baik serta memiliki life
skill yang cukup untuk mampu eksis di tengah masyarakat.
Mungkin itu saja gambaran
dari saya tentang sekolah ideal, sekolah yang sederhana tapi mutunya luar biasa
adalah sekolah yang diidam-idamkan pada semua anak didik. Negara yang hebat
adalah negara yang maju karena pendidikannya bukan karena kekayaan alamnya.
Maka dari itu saya berharap sistem pendidikan dinegeri ini harus lebih baik
lagi, agar bisa membangun semangat anak-anak untuk sekolah.
Kita tidak akan berubah
menjadi orang yang pandai selain kita sendiri yang merubahnya, pendidikan
adalah modal kita untuk dimasa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar